Jumat, 29 Januari 2016

Antara Penjelasan Ilmiah dan Mitos Raksasa Makan Matahari

Peristiwa matahari terhalang oleh bulan sehingga sebagian wilayah di bumi menjadi gelap secara ilmiah disebut dengan peristiwa gerhana. Namun  ternyata di sejumlah daerah gerhana ini sering dikatikan dengan mitos-mitos yang ada.

Misalnya di Jawa, ada mitos yang menyebut fenomena gerhana ini terjadi saat  raksasa jahat yang sangat berkuasa Batara Kala atau Rahu menelan matahari karena dendam kepada Dewa Matahari. Untuk membantu Dewa Matahari, orang-orang diminta untuk menumbuk lesung dan membuat suara berisik.

"Warga disuruh menumbuk lesung agar Sang Surya bisa lepas," kata  Avivah Yamani, salah satu pengurus komunitas astronomi Langit Selatan saat berbincang dengan detikcom di Cihampelas Walk, Bandung beberapa waktu lalu.

"Kalau di Maluku Utara, katanya setan atau suanggi makan matahari, lalu hrs bikin bunyi-bunyian atau tarian, agar suanggi atau setan melepas matahari. Tapi itu kan cuma mitos," tambahnya.

Sementara untuk pengaruh pada kehidupan, Avivah mengatakan gerhana matahari tidak berpengaruh untuk manunsia. Justru fenomena ini bisa berpengaruh pada hewan.

"Ada pengaruhnya ke hewan-hewan. Di mana hewan siang akan bersiap tidur karena disangka malam, dan hewan malam akan keluar karena disangka sudah malam," ucapnya.


Foto: Istimewa/Getty Images


Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin. Menurutnya walaupun gerhana matahari total hanya berlangsung singkat yakni 2 sampai 3 menit namun bisa menimbulkan perubahan perilaku pada hewan-hewan karena menganggap malam telah datang. Misalnya saja ayam masuk kandang karena mengira waktu sudah petang, padahal gerhana matahari terjadi di siang hari.

"Siang tiba-tiba gelap itu binatang-binatang di malam hari menunjukkan perubahan perilaku. Itu memang ada penelitian, misal ayam ada perubahan perilaku mulai gelap berubah masuk kandang, serangga di malam lebih aktif," kata Thomas
sumber : http://news.detik.com/berita/3121874/antara-penjelasan-ilmiah-dan-mitos-raksasa-makan-matahari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar